Belajar di Arab Saudi : Wawancara dengan Salah Satu Mahasiswi Indonesia di Arab Saudi

Belajar di Arab Saudi : Wawancara dengan Salah Satu Mahasiswi Indonesia di Arab Saudi

 

Kerajaan Arab Saudi memberikan beasiswa untuk pelajar Indonesia baik laki-laki maupun perempuan. Walalupun jumlah mahasiswi yang terbilang sedikit, namun kesempatan itu masih cukup terbuka lebar bagi siapa saja yang ingin melanjutkan studinya di Arab Sabtu.

Pada kesempatan kali ini kami berkesempatan mewawancarai salah seorang mahasiswi Indonesia yang sedang menempuh pendidikan di Universitas Ummul Qurra (UQU) yang bernama Taqiyah Syamsul Arifin Abdul Lathif. Perempuan yang lahir tahun 1981  Pamekasan, Madura ini sedang menempuh pendidikan S2 nya di UQU jurusah Fiqih.

Mengapa memilih kuliah di Saudi?

Kuliah di Saudi pada awalnya bukan pilihan saya. Ayah saya yang memilihkan untuk saya, yang kemudian saya mensyukuri taqdir ini dengan menjalankannya hingga saat ini. Wa lillahil Hamd.

Kapan memulai kuliah di Saudi?

Dari awal tahun 2005

Apa kendala kuliah di Saudi? Dari mulai mendaftar sampai mengikuti proses perkuliahan.

Bagi seorang mahasiswi yang tidak memiliki mahram adalah kendala utama yang kemungkinan besar sangat kecil kesempatan untuk diterima. Sedangkan dalam proses perkuliahan, selama ada harapan yang diimbangi dengan kepasrahan kepada Allah yang lebih tinggi dari harapan itu sendiri, selama itu pula, tidak akan ditemukan kendala yang berarti dalam keseluruhan proses belajar. Justru akan terbangun pola adaptasi, toleransi dan komunikasi yang matang, insyaAllah.

Apa ada Syarat khusus untuk kuliah di Saudi bagi perempuan? Dan kampus mana saja yg menerima mahasiswi Asing

Syarat khusus untuk perempuan yang ingin kuliah di Saudi adalah keberadaan mahram. Baik mahram tersebut sudah berdomisi di Saudi atau yang bersama mendaftar sebagai mahasiswa di perguruan tinggi Saudi. Satu kampus di KAUST yang tidak mensyaratkan mahram. Kampus ini hanya diperuntukkan untuk mahasiswa/i jenjang S2 & S3. Adapun Kampus Saudi yang menerima Mahasiswi Asing adalah: UQU, PNU, KAU, KSU, Taibah University, Qasim University, dan KAUST.

Apakah peluang bagi perempuan Indonesia untuk kuliah di Saudi terbuka lebar?

Iya, tentu saja

Apa keuntungan yang di dapat jikalau kuliah di Arab Saudi?

Full Beasiswa, dapat melaksanakan ibadah Umrah/haji, dan lingkungan yang mendukung untuk pengembangan bahasa Arab.

Setelah dinyatakan diterima oleh pihak kampus, lalu berapa lama menunggu persetujuan dri Kemdik Saudi? Dan apakah proses ini berlaku di seluruh PT saudi?

Maksimal menunggu dua tahun. Jika masih ingin harus mengajukan kembali berkas. Berlaku di semua PT di Saudi yang menerima mahasiswi, kecuali di KAUST yang cukup mudah bagi mahasiswi jenjang S2 & S3, disamping tidak mensyaratkan adanya mahram, juga bagi Mahasiswi yang memiliki nilai rata-rata IPK 3,6 untuk jenjang S2 dan nilai rata-rata 3,4 untuk jenjang S3, serta memiliki kemampuan bahasa inggris.

Apa ada trik khusus agar bisa diterima untuk kuliah di Saudi?

Rata-rata nilai ijazah terakhir minimal 8, ada mahram, berdoa, bersedia memperbaharui berkas setelah dua tahun pendaftaran (jika masih ingin mengajukan kuliah ke Saudi). Setiap orang berbeda jalan takdirnya, ada yang tiga kali memperbaharui berkas baru diterima, ada yang tanpa harus memperbaharuinya sudah diterima. Ada juga yang berkali-kali memperbaharui namun takdirnya tidak lulus. Ala kulli hal , penuhi syarat-syarat yang diminta, ajukan, berdoa, dan bersabar.

Bagaimana kondisi belajar ketika pandemi seperti ini? Apakah peluang beasiswa untuk calon mahasiswi masih terbuka?

Selama masa pandemik ini kami belajar online. Sebagian mahasiswa/i ada yang masih bertahan di Saudi ada juga yang memilih untuk pulang sambil mengikuti perkuliahan secara online dari luar Saudi di Negara mereka masing-masing. Peluang beasiswa masih sangat terbuka. Setiap tahun masih dibuka pendaftaran dengan pengiriman berkas secara online.

Silakan bagikan ke:

Leave a Reply