Assalamuálaikum warahmatullahi wabarakatuh
Hubungan diplomasi Republik Indonesia dan Kerajaan Arab Saudi telah dirintis jauh sebelum kedua negara berdiri. Tukar ilmu pengetahuan antar pelajar dan ulama. Saling berkunjung antar pemimpin masyarakat. Lahir ulama dan sarjana kenamaan berasal dari perjalanan panjang hubungan erat ini.
Pasca kemerdekaan saling berkunjung Raja Faisal dan Presiden Sukarno. Setelah puluhan tahun, Raja Salman membuka kembali hubungan diplomatik lebih erat dengan melakukan kunjungan ke Indonesia pada 2017. Kunjungan balasan dilakukan oleh Presiden Joko Widodo pada 2019.
Sebagai sesama negara anggota G-20 hubungan diplomatik Indonesia dan Arab Saudi memiliki beberapa makna. Pertama, kedua negara adalah pemimpin dikawasan masing-masing. Indonesia pemimpin negara-negara ASEAN dan Arab Saudi pemimpin negara-negara kawasan teluk (GCC). Hubungan antar dua negara pemimpin kawasan akan memiliki pengaruh besar atas kebijakan politik internasional. Kedua, hubungan kedua negara Muslim memiliki dampak atas kekuatan Muslim dunia. Diplomasi baik Indonesia dan Arab Saudi juga positif bagi terciptanya dunia yang lebih damai, aman dan stabil.
Hubungan diplomasi Indonesia dan Arab Saudi khususnya dibidang pendidikan dan kebudayaan telah ditandai dengan banyak hal. Pada Festival Janadriyah ke 31 tahun 2018-2019 di Riyadh, Indonesia ditunjuk oleh Kerajaan Arab Saudi sebagai Tamu Kehormatan (Guest of Honor). Ini menunjukkan tingkat kepercayaan yang tinggi pemerintah Arab Saudi terhadap pemerintah dan masyarakat Indonesia.
Arab Saudi juga menjadi salah satu negara pilihan favorit bagi mahasiswa Indonesia belajar di kawasan Timur Tengah dan Afrika Utara. Terdapat sekitar 2000 mahasiswa yang tersebar di tujuh belas universitas di seluruh Arab Saudi. Mereka belajar studi Islam, Bahasa Arab, Ilmu Sains dan Teknologi, Ilmu Kedokteran dan Kesehatan, Ilmu Sosial dan bidang lainnya.
Studi Islam: Ilmu Tafsir, Hukum Islam, Ilmu Hadith dan Bahasa Arab masih mendominasi ketertarikan pelajar Indonesia untuk studi di Arab Saudi. Bidang Teknik Mesin, Teknik Informatika, Teknologi Pertanian, Kedokteran dan Kesehatan, Pendidikan, Manajemen, Ilmu Sains dan Ilmu Sosial adalah area yang terus berkembang baik.
Dalam Visi 2030 pemerintah Arab Saudi mentargetkan pada 2025 terdapat enam dari empat puluh dua perguruan tinggi di Arab Saudi masuk 200 ranking dunia membutuhkan pengembangan dan kerjasama internasional seluruh bidang studi.
Selain mahasiswa, terdapat lebih dari 1600 pelajar Warga Negara Indonesia di Sekolah Indonesia Riyadh (SIR), Sekolah Indonesia Jeddah (SIJ) dan Sekolah Indonesia Makkah (SIM). Mereka membutuhkan jaminan perlindungan dan hak pendidikan berkualitas yang bisa diikuti oleh seluruh putra-putri WNI di Arab Saudi dan kawasan.
Atase Pendidikan dan Kebudayaan (Atdikbud) Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Riyadh, Arab Saudi memiliki fungsi pelayanan dan tanggungjawab pelaksanaan pendidikan berkualitas dan terjangkau bagi seluruh WNI di Arab Saudi tingkat PAUD, SD, SMP, SMA dan Perguruan Tinggi.
Atdikbud juga menyelenggarakan pengajaran dan Pendidikan Bahasa Indonesia untuk Penutur Asing (BIPA) dan kerjasama pengembangan studi Indonesia di perguruan tinggi di Arab Saudi, kerjasama bidang pendidikan, pengajaran, penelitian dan pengabdian masyarakat antar perguruan tinggi kedua negara.
Diplomasi pendidikan dan kebudayaan membutuhkan dukungan dan partisipasi seluruh masyarakat dan pemerintah Indonesia.
Website Atdikbud ini menyajikan informasi upaya pengembangan kerjasama bidang pendidikan dan kebudayaan Indonesia dan Arab Saudi. Dipersilahkan jika terdapat masukan atas penguatan kerjasama pendidikan dan kebudayaan kedua negara ini.
Wassalamuálaikum warahmatullah wabarakatuh.
Atase Pendidikan dan Kebudayaan KBRI Riyadh 2021-2024
Badrus Sholeh, MA., Ph.D